Minggu, 06 Juni 2010

Sepinya Pameran Foto Le Pieton de Paris


Le Pieton de Paris atau dalam bahasa Indonesia berarti Pejalan Kaki Paris adalah sebuah tema dalam pameran foto yang digelar oleh Pusat Kebudayaan Prancis (CCF) Jakarta. Pameran ini diadakan di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.

Pameran foto ini terlihat sepi pengunjung. Foto-foto hanya dibiarkan saja berdiri di sekitar taman. Tidak ada pihak panitia yang menunggu pameran ini. Menurut Yatno, pedagang minuman yang sering berdagang di Taman Suropati mengatakan kalau pameran foto ini dibiarkan seperti ini dari kemarin, hanya hari pertama saja yang banyak panitianya.

"Saya kebetulan lewat sini lalu diajak teman saya lihat-lihat pameran foto ini", ujar Aditya Kurniawan (20), seorang mahasiswa yang mengunjungi pameran ini. Menurut dia foto-foto yang ditampilkan disini bagus-bagus dan unik-unik, tetapi dia heran dengan sepinya pameran foto ini.
 Adit (20) sedang melihat salah satu foto yang dipamerkan dalam pameran foto CCF di Taman Suropati, Jakarta

Pameran yang seharusnya digelar dari tanggal 12-31 Mei 2010 ini dilanjutkan oleh panitia hingga tanggal 21 Juni 2010. Foto-foto yang di pamerkan merupakan hasil karya beberapa seniman asal Paris diantaranya Eugene Atget, Louis Vert, Bernard Plossu, Patrick Tosani, dan masih banyak lagi. Kurangnya publikasi menyebabkan pameran ini sepi pengunjung.
                                                                           
Oleh : Bayu Septianto/210110080023
Foto : Kresna ramadhany

18 komentar:

Adrio Kusmareza mengatakan...

Itu foto tempo dulu Paris?

Red Zone Store mengatakan...

wah...sayang bgt tuh. padahal pamerannya sepertinya keren.

Selamet Morning mengatakan...

banyakin sih item putih, tapi yaa lumayan sih foto-fotonya..

my life my story mengatakan...

kira2 kenapa yaa bisa sepi???
apa karena ngga ada panitia?? pa kurang publikasi??

tapi diliat dari foto2 keren2 ko.

Selamet Morning mengatakan...

kayanya kurang publikasi deh..sama sekali ga ada panitianya..adanya burung2 dara yang terbang dan tinggal di taman suropati..hehe

Yoga mengatakan...

Padahal hasil karyanya bagus2

Selamet Morning mengatakan...

iya sih tapi kurang publikasi gitu..

Anonim mengatakan...

Padahal event yang sangat menarik karena mengandung nilai historikal.
Sangat bermanfaat sekali untuk menambah pengetahuan.

fathia mengatakan...

coba publikasinya dibikin bener2, pasti banyak deh yang dateng.
kok aneh sih pameran tapi panitianya ngebiarin foto2nya gtu aja tanpa ada yg jaga? jadi terkesan ga niat gtu deh bikin acaranya

Anonim mengatakan...

iya nih,kok sepi sih???

Deny mengatakan...

ko sepi??perasaan banyak orang indonesia yg tertarik fotografi, mungkin publikasinya kurang kali y?

kamarulrazak mengatakan...

sepi?mungkin kurang publikasi,smoga tidak hanya di taman suropati saja terdapat pameran seperti ini,smoga bnyk tmpt dapat mengadakan pameran semacam ini juga

dwi fristika sari mengatakan...

wah..kmrn gw juga kesana sepi.
banyakan burungnya dari pada orang.
hehehee
padahal foto2nya keren

jesita florin mengatakan...

mungkin karna kurang publikasi, mestinya anak kursusnya di undang dong kan nambah pengetahuan tentang prancis jadinya..

Ade Kris mengatakan...

wah promosinya kurang nih, padahal foto2 yang dipamerin oke banget, bisa jadi acuan pemerintah setempat buat bikin pedestrian yang kaya gini, mungkin bisa dicoba dulu di daerah jakarta kota.

Bayu Septianto mengatakan...

iya tuh betul banget,,Jakarta bisa mencontoh foto-foto itu ya..

Andyta Larasaty (Ayasa) mengatakan...

iya sepi pas kemaren saya kesana. sayang banget banget banget padahal keren banget banget banget haha

Unknown mengatakan...

Pameran fotografi 'PiƩton de Paris' dan pameran fotografi 'Urban Dream' memang sengaja diselenggarakan di ruang publik agar bisa dinikmati oleh semua publik Jakarta, tanpa harus menyengajakan diri datang ke galeri seni.

CCF Jakarta memang sengaja untuk membiarkan foto-foto dipajang di taman umum agar bisa dinikmati oleh siapa saja; orang-orang yang berolahraga di taman, orang yang sedang santai dengan keluarganya, dll. Intinya bukan orang-orang yang menyengajakan diri untuk melihat pameran foto tersebut. Ketiadaan panitia di tempat juga memang sudah dipertimbangkan dari awal.

Mengenai publikasi, sudah banyak publikasi yang dilakukan dan ada banyak artikel mengenai pameran ini yang telah diterbitkan di koran-koran ataupun di majalah. Jadi, anggapan mengenai kurangnya publikasi mungkin bagi pihak-pihak yang mengetahui pameran itu secara kebetulan...

Posting Komentar