Rabu, 22 Juni 2011

Menghargai Sosok Perempuan dan Ibu ala Brigadir Avvy




Menjadi seorang polisi wanita memang cita-cita Avvy sejak kecil. Semangat yang ada di dalam dirinya serta dorongan yang selalu diberikan oleh orangtuanya menjadi kunci sukses ia menjadi seorang polisi wanita. Menurut Avvy, peran orangtua terutama ibu sangat besar bagi dirinya. Sosok seorang ibu memberikan inspirasi bagaimana menghadapi persoalan hidup serta cara untuk menyelesaikannya.
Bayu Septianto dan Kresna Ramadhany dari Kala dan SelametMorning.blogspot berhasil mewawancarai Brigadir Avvy Olivia. Pertanyaan-pertanyaan seputar masalah perempuan dan sosok seorang ibu dijawab dengan penuh semangat.

Kenapa Anda memilih profesi polisi yang identik dengan pekerjaan pria?
Kalau ditanya seperti itu, saya pasti menjawab karena cita-cita saya dari kecil. Kebetulan kakek-kakek saya itu polisi, walaupun orang tua saya bukan polisi. Nah, saya dulu sempat mau daftar jadi pramugari, tapi waktunya bertepatan dengan pendaftaran polisi wanita, dan saya pun lebih memilih jadi polisi wanita.

Tanggapan orang tua waktu mau jadi polisi bagaimana? Mendukungkah?
Sangat mendukung. Saking mendukungnya, saat akan mengkuti tes masuk kepolisian, papa sering menemani saya lari, bahkan saat makan pun ibu saya menghitung waktu saya makan. Saat mendaftar papa itu selalu menemani saya.

Pengalaman yang paling berkesan jadi polisi?
Kalau yang paling berkesan itu saya pernah menjadi pramugari polisi. Nah dengan menjadi polwan, keinginan saya untuk menjadi pramugari bisa terwujud. Selain itu, menjadi presenter seperti sekarang ini juga pengalaman yang berkesan.

Diskriminasi terhadap perempuan itu masih sering terjadi dimana-mana, pernahkah Anda mengalami diskriminasi tersebut?
Tidak pernah. Memang tidak ada diskriminasi di kepolisian. Secara naluri, tidak mungkin perempuan ditempatkan di tempat yang berisiko tinggi, walaupun ada tetapi secara umum diskriminasi itu tidak ada.

Apakah Anda setuju dengan anggapan bahwa perempuan itu lemah?alasannya?
Brigadir Avvy Olivia dan Briptu Eka Frestya siap memberikan info lalu lintas
Tidak. Perempuan itu gak ada yang lemah. Kekuatan itu datang dari sendiri, percaya diri itu juga termasuk kekuatan. Menurut saya, lemah adalah seseorang tidak melakukan sesuatu untuk perubahan dirinya yang lebih baik. Siapapun yang melakukan perubahan yang lebih bagus untuk dirinya dan juga orang lain, dia lah yang kuat.

Apakah Anda setuju dengan perempuan yang menjadi pemimpin?alasannya?
Setuju. Perempuan memiliki naluri keibuan dimana ia selalu memikirkan resikonya setiap ada masalah. Bukan berarti laki-laki tidak, tetapi laki-laki dan perempuan pasti memiliki cara pandang yang berbeda. Perempuan yang menjadi pemimpin itu pastinya perempuan yang benar-benar kuat, karena dia bisa membagi waktu antara keluarga dan tugas yang ia pimpin. Kalau dengan keluarga saja ia tidak bisa membagi waktunya, pasti dia juga tidak bisa menjadi seorang pemimpin.

Bagaiamana pendapat Anda tentang kondisi perempuan Indonesia pada saat ini?
Kondisi perempuan Indonesia saat ini banyak sekali mengalami kemajuan dari berbagai bidang.

Lalu, bagaimana pendapat Anda tentang Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri?
Wah, saya kagum sekali sama mereka. Untuk bekerja di luar negeri, harus memiliki mental yang kuat dan sudah harus siap menanggung resikonya, seperti jauh dari keluarga.

Dengan adanya perlakuan kasar yang mereka hadapi, bagaimana?
Menurut saya, pemerintah Indonesia seharusnya lebih melindungi para pekerja dari kekerasan yang mereka terima. Pemerintah harus menyediakan jalur yang benar, sehingga para TKW memilih agen yang benar dan bukan ilegal.

Kalau tadi tentang TKW, bagaimana dengan perempuan yang berprofesi sebagai kondektur, kuli panggul, atau tukang sapu jalan?
Pekerjaan seperti itu juga tidak mudah ya, tapi selama pekerjaan itu halal dan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, saya rasa itu merupakan hal yang positif.


Bagaimana Anda melihat peran seorang ibu dalam rumah tangga?
Peran ibu dalam rumah tangga sudah pasti sangat penting. Ibaratnya ayah adalah seorang pilot, nah ibu itu kopilotnya. Ayah yang mencari nafkah, dan ibu mengurus rumah tangganya walaupun berhak juga untuk mencari nafkah.

Kalau ayah yang di rumah mengurus rumah tangga, dan ibu yang bekerja mencari nafkah itu bagaimana?
Menurut saya, tidak akan jadi masalah bila mereka sudah saling sepakat.

Apakah itu tidak menyalahi kodrat?
Gak sih. Kalau keadaannya seperti itu tentu harus ada kesepakatan terlebih dahulu.

Bagaimana cara ibu Anda mendidik anak-anaknya?
Alhamdulillah, ibu saya memiliki empat orang anak dan bisa mengurus semuanya. Sejak anak-anaknya masih kecil, ibu saya sudah menanamkan sikap mandiri kepada anak-anaknya. Dulu kalau saya mau berangkat sekolah, saya harus menyetrika baju sendiri. Selain itu, saya juga harus menjaga adik-adik saya, membantu pekerjaan rumah, dan berbagai hal yang tentu harus diajarkan kepada anak-anaknya sejak kecil. Jadi, perintah ibu itu pasti ada manfaatnya.

Apakah nantinya cara mendidik itu Anda terapkan juga ke anak-anak Anda?
Iya, pasti saya akan mengambil dan menerapkan hal-hal yang positif ke anak saya. Karena saya yang sekarang ini berkat hasil didikan orangtua saya juga.

Apakah pesan Anda untuk kaum perempuan dan ibu di Indonesia?
Untuk para perempuan dan ibu di Indonesia, saya hanya berpesan terus maju dan jangan mudah menyerah menghadapi persoalan hidup. Tidak ada keberhasilan tanpa melewati kesulitan.


Kresna Rama (atas), dan Bayu Septianto (bawah) foto bersama Brigadir Avvy Olivia













Biodata
Nama                    : Avvy Olivia Atam
Kelahiran            : Jakarta, 16 April 1983
Pangkat                : Brigadir Polisi
Kesatuan             : Korps Lalu Lintas Polri
Pendidikan         : Sekolah Polisi Wanita Angkatan 26 (2002)
Nama Suami      : AKP Ikram Arrasyid
Nama Anak         : Masyhita Zallianty Arrasyid

1 komentar:

krozden mengatakan...

Cantik ya

Posting Komentar